terka waktu

pemuda bergaun biru duduk terpangku, ratapi bumantara yang masih betah mengabu. satu cangkir cokelat tak tampak lagi tinggalkan uap panas—sudah dibiarkan terlalu lama oleh sang empu.

obsidiannya masih melekat hangat pada dua individu yang terjebak dalam ruang sendu. terlalu lama mereka diam di situ. dari perkelahian satu jam lalu, hingga keduanya putuskan jadi si gagu.

namun kala yang satu tarik manusia lain kedalam dekap dengan senyumnya, ia tau kisah mereka tak berujung ungu.

ia mengerti, kadang kala manusia hanya perlu waktu.

Comments

Popular Posts