merindu
Terangku pudar, jalanku basah. kubangan di depan mata tak dapat kulihat wujudnya, buat aku lagi-lagi jatuh pada titik yang sama.
Tuhan, aku bukan hambamu yang perkasa, bukan yang bisa terus ada pada jalanmu yang mulia.
Kalau dinding yang ku bangun bertahun lamanya harus hancur kala engkau datangkan lagi ia ke depan pandangku, lantas jiwa mana yang bisa aku salahkan di sini.
Firmanmu masih berdiri elok di relungku, namun aku bukan hamba yang teguh.
Aku rindu.
Comments
Post a Comment