akhir ini belum sampai
Lumpur menghiasi tubuh berbalut kaus kuning tipis yang tengah berjongkok di pinggir sawah. Tangan kirinya menjenjeng sandal yang dilepas, membuat kakinya harus bersalaman langsung dengan tanah yang tak rata.
Cukup banyak kerikil yang membuatnya bergerak gusar, namun tak sebanding dengan keadaan betisnya yang nampak memiliki luka panjang bekas cambukan.
Dibawanya tubuh itu turun, bersandar pada kayu pemopong saung. Jangan tanya mengapa ia tak duduk di saung itu saja, sebab memang alasnya sudah jebol sedari lama namun belum tampak ada yang ingin repot memperbaiki.
Hela napas berat terdengar, sengaja. Ia ingin melepas penat.
Pandang nya ia bawa ke langit yang mulai terang, hujan yang deras berangsur tinggal rintik tak berarti. "Kapan berakhir?"
"Belum berakhir." Sahut yang dibawa dengan teriakan terdengar dari arah timurnya.
Membawa atensi kepada pemuda dengan baju hijau muda serta celana hitam sepaha yang sedang berjalan cepat ke arahnya sembari menorehkan senyum tiada henti.
Langkah itu berhenti tepat di depannya. Senyum manis itu masih helum turun jua, tubuh kecil itu dibungkukkan, disejajarkan dengan insan yang masih duduk nyaman di tempat.
"Belum berakhir hyun. Ga ada yang berakhir. Jalanmu masih panjang. Justru kisah ini baru dimulai, di sini. Bukan tentang umi dan abi, tapi tentang kamu. Bukan berpatok dengan omongan orang di sekitar mu, ini beracu dari kamu. Kamu si pemeran utama dalam kisah yang baru dimulai ini hyun. Belum ada yang berakhir."
Uluran tangan dari yang lebih muda masih dengan senyum yang terpatri di wajah indahnya membangkitkan seutas tarik di pipi yang lebih tua. Uluran tangan itu dibalas.
"Iya. Belum ada yang berakhir."
Comments
Post a Comment